Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (2025)

Table of Contents
Aksi terbaru Houthi terpukul

KAIRO, SENIN — Sebagai buntut serangan mematikan Israel yang menewaskan Perdana Menteri Houthi Ahmed Ghaleb al-Rahawi, kelompok Houthi di Yaman memperketat keamanan. Sebagai bagian dari tindakan itu, mereka juga menyandera 11 staf Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB. PBB menyerukan pembebasan mereka.

Houthi menggerebek kantor-kantor PBB di ibu kota Sanaa, termasuk Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Badan PBB untuk Anak-anak (Unicef), Minggu (31/8/2025) pagi. Penggerebekan itu disebutkan sebagai bagian dari langkah memperketat keamanan di Sanaa.

”Saya mengecam keras penahanan sewenang-wenang pada 31 Agustus terhadap setidaknya 11 personel Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh otoritas de facto Houthi di Yaman di wilayah-wilayah yang berada di bawah kendali mereka,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di New York, Amerika Serikat, dalam sebuah pernyataan, Minggu.

Menurut dia, personel PBB seharusnya tidak menjadi sasaran ketika menjalankan tugas. Guterres turut mengecam aksi pemaksaan masuk ke lokasi WFP, penyitaan properti PBB, dan upaya memasuki lokasi kantor PBB lainnya di Sanaa.

Guterres meminta agar Houthi membebaskan para sandera, termasuk sandera lain dari lembaga lain yang ditahan sejak tahun 2021, dengan segera dan tanpa syarat. ”PBB akan terus bekerja tanpa lelah untuk menjamin pembebasan yang aman dan segera bagi semua individu yang ditahan secara sewenang-wenang,” ujarnya.

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (1)

Menurut Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg, sebanyak 11 staf tersebut ditahan di Sanaa dan kota pelabuhan Hodeidah. Unicef, Program Pembangunan PBB (UNDP), dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) termasuk badan-badan PBB yang juga berkantor di salah satu atau kedua kota tersebut.

Juru Bicara Unicef Ammar Ammar menyatakan, Unicef sedang mencari informasi tambahan dari pihak Houthi. Baik Ammar maupun Juru bicara WFP Abeer Etefa mengatakan, kantor juga sedang melakukan ”penghitungan menyeluruh” terhadap karyawan di Sanaa dan wilayah lain yang dikuasai Houthi.

France24 melaporkan, belum ada komentar dari otoritas Houthi mengenai laporan penggerebekan tersebut.

Baca JugaSerangan Israel Tewaskan PM Houthi dan Sejumlah Menteri

Aksi terbaru

Penggerebekan tersebut merupakan aksi keras terbaru dari Houthi. Sejauh ini, kelompok ini telah menahan puluhan staf PBB serta sejumlah individu yang berasal dari lembaga bantuan, masyarakat sipil, dan Kedutaan Besar AS di Sanaa yang sudah ditutup.

Sudah lama Houthi bersikap keras terhadap PBB dan organisasi internasional lainnya di wilayah kekuasaan mereka. Sebelumnya, Houthi mengklaim penangkapan pada Juni 2024 melibatkan ”jaringan mata-mata Amerika-Israel” yang beroperasi di bawah naungan organisasi kemanusiaan.

Tuduhan itu dibantah PBB. Penangkapan staf terus mendorong PBB untuk membatasi aktivitas di negara tersebut. Pada Januari 2025, PBB lalu menangguhkan operasinya di Saada, Yaman bagian utara, setelah kelompok itu menahan delapan staf PBB.

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (2)

Grundberg mengatakan, penahanan 11 staf menambah jumlah total staf PBB yang disandera. Sebanyak 23 staf PBB lainnya ditahan, termasuk sejak tahun 2021 dan 2023. Satu orang staf meninggal dalam tahanan pada tahun ini.

”Penangkapan tersebut melanggar kewajiban mendasar untuk menghormati dan melindungi keselamatan, martabat, dan kemampuan staf PBB untuk melaksanakan pekerjaan penting mereka di Yaman,” tutur Grundberg.

Perang saudara selama satu dekade terakhir telah menjerumuskan Yaman ke dalam salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Separuh lebih populasi bergantung pada bantuan.

Baca JugaBerdalih Balas Houthi, Israel Serang Sana’a

Houthi terpukul

PM Houthi Ahmed Ghaleb al-Rahawi terbunuh dalam serangan Israel pada 28 Agustus 2025. Sejumlah menteri juga menjadi korban dalam serangan itu. Para menteri yang tewas adalah Menteri Luar Negeri Gamal Amer, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pembangunan Daerah Mohammed al-Medani, Menteri Ketenagalistrikan Ali Seif Hassan, Menteri Pariwisata Ali al-Yafei, dan Menteri Informasi Hashim Sharafuldin. Pemakaman akan berlangsung pada Senin (1/9/2025) di Lapangan Sabeen, Sanaa.

Kematian PM dan sejumlah menteri menjadi pukulan telak bagi Houthi. Kelompok ini kerap melancarkan serangan terhadap Israel dan kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap Jalur Gaza.

”Mereka menjadi sasaran dalam lokakarya rutin untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja pemerintah selama setahun terakhir,” bunyi pernyataan Houthi, Sabtu (30/8/2025), dua hari setelah serangan.

Dalam serangan Israel tersebut, Menteri Pertahanan Houthi Mohamed Nasser al-Attefi selamat. Menteri lainnya, Menteri Dalam Negeri Abdel-Karim al-Houthi yang berpengaruh tidak hadir dalam pertemuan 28 Agustus 2025.

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (3)

Serangan Israel terjadi setelah Houthi menyerang Israel pada 21 Agustus dengan rudal balistik. Rudal tersebut, menurut Houthi, ditujukan ke Bandara Ben Gurion sehingga memicu sirene serangan udara di Israel tengah dan Jerusalem. Jutaan warga Israel terpaksa mengungsi.

Houthi kemungkinan akan meningkatkan serangan kepada Israel dan kapal-kapal di Laut Merah. Pada Juli lalu, kelompok ini berjanji untuk menargetkan kapal dagang milik perusahaan dari negara mana pun yang berbisnis dengan pelabuhan-pelabuhan Israel.

”Pendekatan militer kami yang menargetkan Israel, baik dengan rudal, pesawat nirawak, maupun blokade laut, bersifat berkelanjutan, stabil, dan meningkat,” ucap Al-Houthi, Minggu.

Grundberg menyatakan keprihatinan besar atas serangan Israel tersebut. ”Yaman tidak boleh menjadi medan pertempuran untuk konflik geopolitik yang lebih luas,” ujarnya sembari menyerukan de-eskalasi. (AP/AFP/REUTERS)

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (4)

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (5)

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (6)

Serial Artikel

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (7)

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (8)

Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (9)

Houthi, Kelompok Bersenjata yang Berpengaruh di Timur Tengah

Houthi telah berkembang dari kelompok pemberontak lokal di Yaman menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam geopolitik Timur Tengah.

Baca Artikel
Buntut Kematian PM Houthi, 11 Staf PBB Disandera (2025)
Top Articles
Latest Posts
Recommended Articles
Article information

Author: Velia Krajcik

Last Updated:

Views: 5691

Rating: 4.3 / 5 (74 voted)

Reviews: 89% of readers found this page helpful

Author information

Name: Velia Krajcik

Birthday: 1996-07-27

Address: 520 Balistreri Mount, South Armand, OR 60528

Phone: +466880739437

Job: Future Retail Associate

Hobby: Polo, Scouting, Worldbuilding, Cosplaying, Photography, Rowing, Nordic skating

Introduction: My name is Velia Krajcik, I am a handsome, clean, lucky, gleaming, magnificent, proud, glorious person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.